Pojokkatanews.com - Pemerintah Kabupaten Sambas melalui Dinas Kesehatan menegaskan komitmennya untuk menjadikan daerah ini bebas dari penyakit frambusia, salah satu penyakit tropis terabaikan (Neglected Tropical Diseases/NTDs) yang menjadi perhatian global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr. Ganjar Eko Prabowo, MM, dalam kegiatan Penilaian Eradikasi Frambusia tahun 2025, Rabu (12/11/2025).
“Semoga dengan penilaian ini, Sambas benar-benar bisa dinyatakan bebas dari penyakit frambusia,” ujarnya.
Dalam sambutannya, dr. Ganjar menjelaskan bahwa frambusia merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Treponema pertenue, dengan gejala awal berupa lesi atau ruam pada kulit yang dapat berkembang menjadi cacat pada tulang.
"Meski kerap dianggap penyakit kuno, frambusia masih menjadi masalah global. WHO mencatat hingga 2023 masih ada 15 negara endemis di dunia. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak di bawah usia 15 tahun melalui kontak langsung dengan kulit penderita," katanya.
Ia menambahkan, data Kementerian Kesehatan menunjukkan angka prevalensi frambusia di Indonesia kini kurang dari 1 per 10.000 penduduk. Bahkan di sejumlah provinsi, termasuk Kalimantan Barat, tidak ditemukan kasus baru selama tiga tahun terakhir.
"Capaian ini menjadi dasar kuat bagi Kabupaten Sambas untuk mengikuti penilaian eradikasi. Berdasarkan Permenkes Nomor 8 Tahun 2017, kegiatan eradikasi frambusia meliputi surveilans, pemberian obat pencegahan massal (POPM), serta survei serologi," jelasnya.
Lebih lanjut, Ganjar menyebut bahwa dalam tiga tahun terakhir tidak ditemukan satu pun kasus frambusia di Kabupaten Sambas. Dengan capaian tersebut, Sambas kini masuk dalam kategori daerah non-endemis yang siap menuju status bebas frambusia secara permanen.
Ia menekankan, keberhasilan eradikasi penyakit ini tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga memerlukan dukungan lintas sektor dan seluruh elemen masyarakat.
“Diperlukan komitmen bersama agar eradikasi frambusia benar-benar tercapai secara permanen,” tegasnya.
Kegiatan penilaian tersebut turut dihadiri oleh tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, para dokter puskesmas se-Kabupaten Sambas, penanggung jawab program frambusia, serta petugas surveilans puskesmas.
"Semoga hasil penilaian ini menjadi tonggak bagi Kabupaten Sambas untuk benar-benar bebas dari frambusia, demi kesehatan masyarakat yang lebih baik," tutup dr. Ganjar. (Run)

0 Komentar