Pojokkatanews.com - Pemerintah Kabupaten Sambas melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) resmi menutup rangkaian kegiatan SAFARI (Sosialisasi Fasilitasi Riset dan Inovasi) dengan pelaksanaan Evaluasi dan Pelaporan Akhir Inovasi Daerah, Selasa (11/11/2025).
Kegiatan ini menjadi penanda berakhirnya proses pembinaan, pendampingan, dan penjaringan inovasi yang telah dilaksanakan di berbagai tingkatan pemerintahan, mulai dari perangkat daerah, kecamatan, hingga UPT dan desa. Langkah ini menjadi bagian dari persiapan Kabupaten Sambas menuju kompetisi Innovative Government Award (IGA) 2025 kategori perbatasan yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri.
Pelaksanaan tahap akhir ini difokuskan pada tiga agenda utama, yaitu evaluasi substansi inovasi daerah, verifikasi data pelaporan elektronik melalui aplikasi Inovasi Daerah milik Kemendagri, serta sinkronisasi antar perangkat daerah agar seluruh inovasi yang diunggah memenuhi standar nasional penilaian IGA. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi forum refleksi untuk menilai sejauh mana efektivitas inovasi yang telah dikembangkan memberikan dampak nyata bagi masyarakat Kabupaten Sambas.
Dalam sesi evaluasi, tim Litbang Bappeda memaparkan hasil rekapitulasi dan pemetaan inovasi dari seluruh perangkat daerah dan kecamatan. Berdasarkan hasil sementara, sebagian besar perangkat daerah menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal kuantitas dan kualitas inovasi, baik digital maupun non-digital. Sejumlah inovasi unggulan juga mengalami pembaruan fitur dan perluasan manfaat di masyarakat, menandakan adanya kesinambungan yang positif antara inovasi tahun sebelumnya dan capaian tahun 2025.
Kepala Bidang Litbang Bappeda Sambas, Deliana R. Prianingsih, menyampaikan bahwa keberhasilan SAFARI Inovasi bukan hanya diukur dari jumlah inovasi yang terkumpul, tetapi juga dari tingkat partisipasi dan kolaborasi antarunit kerja dalam mendorong munculnya solusi berbasis kebutuhan nyata daerah.
"Kami menekankan pentingnya keberlanjutan dan monitoring terhadap setiap inovasi agar tidak berhenti pada tahap ide, melainkan terus dikembangkan hingga memberikan hasil yang terukur bagi peningkatan pelayanan publik, kesejahteraan masyarakat, serta daya saing daerah," ujarnya.
Deliana menambahkan, kegiatan evaluasi ini juga melibatkan sesi asistensi teknis yang membantu perangkat daerah memastikan kelengkapan dokumen pendukung seperti laporan hasil inovasi, data capaian kinerja, serta bukti implementasi di lapangan.
"Tim Bappeda memberikan pendampingan langsung terkait pengisian aplikasi pelaporan dan tata cara unggah dokumen elektronik sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Kemendagri," ungkapnya.
Selain sebagai sarana penilaian, imbuhnya, pelaksanaan tahap akhir juga menjadi wadah untuk memperkuat sinkronisasi antar perangkat daerah dalam pengelolaan inovasi lintas sektor.
"Beberapa inovasi yang memiliki keterkaitan antar instansi seperti bidang kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat, disinergikan agar mampu menghasilkan dampak yang lebih luas dan terintegrasi," ujarnya.
Ia mengatakan, pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Kabupaten Sambas dalam kompetisi IGA 2025, sekaligus menjadi model kolaborasi inovasi lintas lembaga di tingkat daerah.
"Dalam penutupan kegiatan, Bappeda Sambas menyampaikan apresiasi kepada seluruh perangkat daerah, kecamatan, UPT, dan desa yang telah berpartisipasi aktif sepanjang rangkaian Safari Inovasi Daerah 2025," tutupnya. (Red)

0 Komentar