Pojokkatanews.com - Musim kemarau yang berkepanjangan berdampak serius
terhadap sektor pertanian di Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas. Salah satu
komoditas yang terdampak cukup signifikan adalah buah naga, yang mengalami
penurunan produksi akibat kekeringan ekstrem.
Koordinator Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Jawai, Darma,
menyampaikan bahwa cuaca panas yang berkepanjangan mengganggu proses pembungaan
tanaman buah naga, sehingga menyebabkan hasil panen berkurang drastis.
“Kondisi kering menyebabkan tanaman sulit berbunga. Ini berdampak langsung
pada penurunan produksi buah naga di wilayah kami,” ujarnya, Selasa (8/8/2025).
Tak hanya soal produksi, para petani buah naga juga merasakan dampaknya dari
sisi pendapatan. Selain hasil panen yang berkurang, harga jual buah juga sempat
berfluktuasi.
“Harga sempat turun, dua minggu lalu grade A sempat di Rp8.000 per kilogram,
namun dalam dua hari terakhir sudah mulai naik kembali,” jelas Darma.
Meski menghadapi penurunan produksi, Darma menyebut pasar buah naga tetap
menjanjikan. Permintaan dari luar daerah seperti Natuna dan Riau masih tinggi.
Bahkan, dalam sepekan terakhir, permintaan mencapai 10 ton dan masih dapat
dipenuhi petani Jawai.
“Permintaan tetap tinggi. Pasar lokal juga masih menyerap karena buah lokal
saat ini sedang sepi. Hanya semangka yang menjadi kompetitor buah naga,”
tambahnya.
Namun demikian, tantangan lain masih membayangi petani. Suhu tinggi membuat
daun dan batang buah naga menguning akibat sengatan matahari. Di sisi lain,
penyakit busuk batang juga turut menghambat produktivitas tanaman.
“Saya terakhir menjual pada 1 Agustus. Untuk grade A dihargai Rp9.000, grade
B Rp6.000, dan grade C Rp7.000 per kilogram,” Pungkasnya. (Run)
0 Komentar