‎Dinkes Sambas Benarkan Kasus Puluhan Santri Tebas Keracunan Makanan

 





Pojokkatanews.com - Puluhan santri Pondok Pesantren Al Furqon di Desa Tebas Sungai, Kecamatan Tebas mengalami gejala yang mengarah pada dugaan keracunan makanan setelah menyantap makan siang.


‎Gejala muncul sekitar satu jam setelah makan, dengan keluhan berupa gatal-gatal, mual, muntah, wajah dan mata memerah, hingga sesak napas.

‎Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr. H. Ganjar Eko Prabowo, M.M., saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.

‎Ia menyampaikan bahwa laporan awal diterima sekitar pukul 13.50 WIB dari pengelola pondok pesantren.

‎“Begitu menerima laporan, kami langsung mengerahkan petugas Puskesmas Tebas untuk memberikan penanganan cepat. Santri yang mengalami gejala langsung diarahkan ke UGD,” ujar dr. Ganjar. Kamis. (24/07/2025).

‎Setibanya di Puskesmas, pasien segera mendapatkan penanganan medis. Berdasarkan data yang dihimpun, total korban hingga sore hari mencapai 62 orang, terdiri dari 18 santri, 32 santriwati, dan 3 guru. Dari jumlah tersebut, 10 orang mengalami kondisi lemah dan sesak sehingga perlu mendapat infus serta observasi intensif.


‎"Alhamdulillah, hingga saat ini semua pasien dalam kondisi stabil. Tidak ada yang dirujuk ke rumah sakit lanjutan. Beberapa santri yang sudah pulih bahkan sudah diizinkan kembali ke pondok," ungkapnya.

‎Tim gabungan yang terdiri dari petugas surveilans, petugas kesehatan lingkungan, petugas farmasi, serta aparat kepolisian juga telah turun ke lokasi pondok pesantren untuk melakukan investigasi dan pengambilan sampel makanan. Menu makan siang yang dikonsumsi saat kejadian terdiri dari nasi, ikan tongkol goreng, dan sayur mentimun.

‎"Sampel makanan, termasuk sisa makanan dan bahan mentah yang tersisa di dapur, sudah kami ambil untuk diperiksa lebih lanjut. Kami masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dari kejadian ini," ungkapnya.

‎Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas mengimbau seluruh lembaga pendidikan, termasuk pesantren, agar lebih memperhatikan kebersihan dapur dan pengolahan bahan makanan.

‎“Ini menjadi pengingat penting bahwa keamanan pangan adalah prioritas utama, terutama di lingkungan pendidikan yang mengasuh anak-anak,” tutup dr. Ganjar.


‎Ahmad Wildan, Pengawas Yayasan Al Furqon, turut membenarkan kronologi kejadian. Ia menjelaskan bahwa gejala pertama muncul sekitar satu jam setelah makan siang.

‎"Awalnya hanya satu atau dua santri yang merasa mual dan mata terasa gatal. Namun satu jam kemudian, puluhan santri mengeluh gejala serupa secara bersamaan," jelasnya.

‎Melihat kondisi yang mengkhawatirkan, pengurus pondok segera mengambil tindakan cepat dengan membawa seluruh santri yang mengeluh ke Puskesmas Tebas.

‎"Kami berkoordinasi dengan para ustaz dan ustazah agar penanganan cepat dilakukan demi menghindari hal-hal yang lebih serius," Pungkasnya. (Run).

Posting Komentar

0 Komentar