Pojokkatanews.com - Polemik penebangan hutan mangrove di Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, terus menjadi perhatian publik. Aktivitas pembabatan yang sudah terjadi hingga tiga kali itu masih menyisakan tanda tanya besar di kalangan masyarakat.
Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Mangrove, Sahani, menyampaikan bahwa kedatangan anggota
DPRD Sambas ke lokasi belum memberikan kejelasan terhadap persoalan tersebut.
“Dengan datangnya dewan ke lapangan untuk sementara ini belum ada titik
terang bagi masyarakat. Pelaku pembabatan tidak hadir, jadi kami tidak tahu
lahan yang dibabat ini ingin dijadikan apa. Belum ada kepastian,” ungkap
Sahani.
Ia menuturkan, masyarakat berharap pertemuan di lapangan dapat menghasilkan
solusi konkret. Namun, hingga saat ini belum ada keputusan yang pasti mengenai
status dan rencana penggunaan lahan yang telah dibuka.
“Kami berharap ada kejelasan dan penyelesaian yang adil. Jangan sampai
masyarakat justru dibenturkan, apalagi jika ada pihak lain yang bermain di
balik pembabatan ini,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Sambas, Erwin Johana,
menjelaskan bahwa pihaknya turun langsung ke lokasi bersama masyarakat
pelestari mangrove dan warga Desa Sebubus untuk melihat kondisi di lapangan.
“Berdasarkan hasil rapat hearing kemarin, kami langsung meninjau lokasi dan
melihat hutan bakau yang sudah dibabat serta dibuat parit menggunakan alat
berat,” kata Erwin.
Ia menegaskan, hasil kunjungan ini akan menjadi bahan pembahasan lanjutan di
DPRD Sambas. Semua pihak yang terkait akan dipanggil untuk duduk bersama
mencari solusi.
“Kami akan mengundang pelaku pembabatan, masyarakat pelestari hutan bakau,
perangkat desa, dan instansi terkait lainnya agar persoalan ini bisa
diselesaikan secara kekeluargaan demi keamanan dan ketertiban masyarakat,”
pungkasnya. (Run)
0 Komentar