Pojokkatanews. com - Program nasional penanaman jagung serentak yang digelar
di Desa Sabung, Kecamatan Subah menjadi angin segar bagi ketahanan pangan
sekaligus peluang ekonomi baru di tingkat lokal. Kegiatan ini mendapat sambutan
antusias dari berbagai lapisan masyarakat.
Penanaman yang melibatkan petani, kelompok wanita PKK, hingga Gabungan
Kelompok Tani (Gapoktan) tersebut bukan hanya difokuskan pada sektor pertanian
semata, tetapi juga diarahkan untuk mendorong pengembangan produk olahan
berbasis jagung.
“Jagung kini punya nilai lebih. Di sini, sudah ada dodol jagung, nasi
jagung, camilan sehat, hingga produk untuk penderita diabetes. Ini potensi
besar,” kata Eko Suryono, Koordinator Penyuluh BPP Subah, Jumat (8/8/2025).
Menurut Eko, ketersediaan pupuk kandang dari sentra peternakan kambing di
Subah menjadi keunggulan tersendiri. Praktik pertanian organik pun lebih mudah
diterapkan karena dukungan bahan baku alami yang melimpah.
Namun, ia juga mengakui bahwa Desa Sabung memiliki tantangan tersendiri
sebagai daerah rawan banjir musiman, yang bisa terjadi hingga lima kali dalam
setahun. Oleh karena itu, inisiatif tanam jagung ini juga menjadi bagian dari
strategi memperkuat ketahanan pangan lokal.
Tak hanya di Desa Sabung, semangat penanaman jagung juga terasa di seluruh
wilayah Subah. Dari total 13 desa di kecamatan tersebut, 12 desa telah lebih
dulu memulai penanaman sebelum giliran Sabung.
Camat Subah, Rita Ahiy, mengapresiasi semangat warganya yang secara kolektif
bergerak menyukseskan program ini. Ia menyebut kegiatan ini bukan sekadar
menanam, tapi bagian dari upaya membangun kemandirian ekonomi desa.
“Target satu hektare per desa bahkan terlampaui. Masyarakat mau menanam
lebih luas karena melihat peluang yang nyata. Ini awal yang baik,” ujar Rita.
Dengan estimasi hasil panen mencapai lima ton per hektare, Rita optimistis
jagung bisa menjadi komoditas unggulan baru yang menopang ekonomi masyarakat
Subah, baik sebagai bahan pangan, pakan ternak, maupun bahan baku industri
kreatif rumahan. (Run)
0 Komentar