Stafsus Menko Herzaky Komiteman Bangun Pengaman Pantai Matang Danau

 


‎Pojokkatanews.com - Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Herzaky Mahendra Putra menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Desa Matang Danau, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas yang selama ini terdampak abrasi pantai parah akibat gelombang laut.

‎Pernyataan tersebut disampaikan Herzaky usai meninjau langsung kondisi pesisir di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia tersebut, setelah menempuh perjalanan darat sekitar enam hingga tujuh jam dari Kota Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat.

‎Dalam peninjauan tersebut, Herzaky menilai perlunya percepatan pembangunan pengaman pantai tambahan sepanjang 400 hingga 450 meter yang belum tercakup dalam perencanaan tahun berjalan.

‎“Kita akan perjuangkan juga titik di sana, sepanjang 400 meter. Sesuai perintah Bapak Presiden, kita harus menjaga lingkungan. Ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Memang saat ini belum masuk perencanaan, tapi akan kita coba perjuangkan agar bisa disegerakan,” ujar Herzaky. Sabtu (6/7/2025).

‎Herzaky juga menekankan bahwa wilayah perbatasan seperti Matang Danau harus dipandang sebagai beranda negara, bukan sebagai wilayah pinggiran yang diabaikan.

‎“Seperti kata Pak Prabowo, ini bukan daerah belakang. Kalau dekat perbatasan, justru ini yang disebut beranda negara. Harusnya menjadi komitmen kita ke depan untuk lebih memperhatikan daerah-daerah perbatasan,” tegasnya.

‎Lebih lanjut, Herzaky menyoroti bahwa pembangunan pengaman pantai tidak hanya menyelamatkan lingkungan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat. Ia mengapresiasi pendekatan teknis yang digunakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I, terutama penggunaan struktur beton berukuran besar yang dirakit langsung di lokasi.

‎“Struktur beton yang digunakan berukuran 80x80x80 cm dengan berat 1 ton. Karena beratnya, pembuatannya dilakukan langsung di lokasi (onsite). Ini menyerap tenaga kerja lokal, sehingga masyarakat sangat terbantu secara ekonomi saat proyek berlangsung. Ini bukan hanya menjaga lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi,” jelas Herzaky.

‎Kepala Satker BWS Kalimantan I, Rusly Effendi Hartono, yang turut mendampingi peninjauan, menjelaskan bahwa pembangunan pengaman pantai di wilayah Sambas telah dilakukan secara bertahap sejak 2020 hingga 2023, dengan total panjang mencapai lima kilometer. Infrastruktur ini menghubungkan sejumlah desa, termasuk Matang Danau, Kalimantan dan Tangaran.

‎“Mutu dan spesifikasi yang kami gunakan di sini sama, yaitu struktur beton 1 ton berukuran 80x80x80 cm. Sampai saat ini, sudah terbangun hampir lima kilometer pengaman pantai di wilayah perbatasan Kabupaten Sambas,” ujar Rusly.

‎Dari sisi pemerintah desa, Kepala Desa Matang Danau, Halipi, mengungkapkan bahwa pembangunan pengaman pantai sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

‎“Beberapa hektare lahan pertanian berhasil diselamatkan, dan pembangunan ini juga menambah daya tarik wisata di desa kami. Tapi kalau tidak dilanjutkan tahun ini, sebagian rumah warga bisa tergerus air laut,” ujarnya.

‎Peninjauan ini juga dihadiri Kepala Seksi Pelaksanaan BWS Kalimantan I Adib, unsur legislatif, seperti Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat M. Isa, dan Anggota DPRD Kabupaten Sambas Sur’in serta sejumlah tokoh masyarakat setempat. (Run).

 

Posting Komentar

0 Komentar