Dalam dunia pendidikan, kegiatan sekolah tidak hanya sebatas
belajar di dalam kelas. Ada tiga jalur kegiatan utama yang dirancang untuk
membentuk karakter dan kemampuan siswa secara utuh, yaitu: intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Sayangnya, ketiganya seringkali disalahpahami
bahkan disepelekan oleh sebagian orang tua maupun masyarakat.
Intrakurikuler adalah kegiatan inti yang berlangsung selama
jam pelajaran. Di sinilah siswa belajar ilmu pengetahuan, agama, nilai
kebangsaan, hingga kedisiplinan melalui kegiatan seperti pembelajaran di kelas,
upacara, senam pagi, dan kegiatan keagamaan. Kegiatan ini wajib dan menjadi
dasar kurikulum nasional.
Berikutnya, ada kokurikuler. Ini adalah kegiatan yang
mendukung pembelajaran di kelas, biasanya berupa proyek atau pengalaman
langsung yang memperdalam materi pelajaran. Contohnya seperti studi lapangan,
diskusi kelas, atau pembuatan karya tulis. Kegiatan ini membantu siswa berpikir
kritis, kreatif, dan mampu mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata.
Terakhir, ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam
pelajaran yang bersifat pilihan. Kegiatan ini memberi ruang bagi siswa untuk
mengembangkan minat dan bakat, seperti melalui pramuka, paskibra, seni tari,
klub bahasa, atau olimpiade. Meski tidak wajib, ekstrakurikuler sangat penting
untuk membentuk karakter, keterampilan sosial, dan rasa percaya diri anak.
Penting bagi kita baik sebagai orang tua, pendidik, maupun
pemangku kebijakan untuk memahami peran masing-masing kegiatan ini. Ketiganya
bukan pilihan, melainkan satu kesatuan yang mendukung tumbuh kembang siswa
secara menyeluruh: cerdas secara intelektual, tangguh secara mental, dan kaya
akan nilai-nilai sosial.
Maka dari itu, mari dukung anak-anak kita untuk aktif tidak
hanya dalam pelajaran, tetapi juga dalam berbagai kegiatan penunjang dan
pengembangan diri. Sekolah bukan hanya tempat menghafal pelajaran, tapi tempat
menempa karakter dan masa depan.
Penulis : Bayu, M.Pd Dosen Universitas Sultan Muhammad
Syafiuddin Sambas (UNISSAS)
0 Komentar